Pengembangan
Bandara Ngurah Rai - Proyek pengembangan Bandara Internasional Ngurah
Rai, Bali, terus dirampungkan, Rabu (10/10/2012). Bandara Ngurah Rai
merupakan pintu gerbang Bali sebagai kawasan wisata internasional.
Selama ini kenyamanan bandara menjadi persoalan utama yang dikeluhkan
wisatawan domestik maupun mancanegara.
Manajemen PT Angkasa Pura I memastikan proyek pengembangan Bandar Udara
Internasional Ngurah Rai di Badung, Bali, akan tepat waktu pada Juni
tahun ini. Selain siap saat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi
Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik pada Oktober 2013, bandara itu
mengantisipasi wisatawan hingga 25 juta orang pada 2025.
”Proyek fisik sudah sekitar 60 persen. Musim hujan diharapkan tidak terlalu mengganggu jalannya proyek. Tidak ada perubahan jadwal, ditargetkan tuntas Juni tahun ini,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Tommy Soetomo.
Tommy ditemui seusai meresmikan tiga sekolah—TK Wipara, SDN 4 Tuban, dan SMP Angkasa—di Badung. Biaya pembangunan tiga sekolah yang harus direlokasi karena terdampak pengembangan Bandara Ngurah Rai itu mencapai Rp 19,6 miliar.
”Proyek fisik sudah sekitar 60 persen. Musim hujan diharapkan tidak terlalu mengganggu jalannya proyek. Tidak ada perubahan jadwal, ditargetkan tuntas Juni tahun ini,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Tommy Soetomo.
Tommy ditemui seusai meresmikan tiga sekolah—TK Wipara, SDN 4 Tuban, dan SMP Angkasa—di Badung. Biaya pembangunan tiga sekolah yang harus direlokasi karena terdampak pengembangan Bandara Ngurah Rai itu mencapai Rp 19,6 miliar.
Hadir dalam kesempatan itu, Direktur
Institutional Banking Bank Mandiri Abdul Rachman dan Bupati Badung AA
Gde Agung. Bank Mandiri melalui program Bina Lingkungan memberikan
bantuan mebeler berupa bangku sekolah, meja belajar, dan papan tulis
senilai Rp 1,3 miliar.
Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai menelan dana Rp 2,8 triliun. Terminal internasional baru dibangun seluas 130.000 meter persegi. Terminal internasional sebelumnya seluas 65.800 meter persegi akan digunakan sebagai terminal domestik. Sementara terminal domestik seluas 13.000 meter persegi menjadi apron bandara.
”Dengan demikian, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung 18 juta penumpang setelah proyek perluasan ini rampung. Tahun 2025, bandara ini diharapkan mampu menampung 25 juta penumpang,” kata Tommy. Saat ini Ngurah Rai melayani sekitar 13 juta penumpang per tahun dari kapasitasnya untuk 11 juta penumpang.
General Manajer Bandara Internasional Ngurah Rai Purwanto mengakui, musim hujan kali ini memengaruhi proses pengelasan di Ngurah Rai. Rangka terminal internasional yang baru mayoritas menggunakan bahan metal. Ia menyebutkan, pengelasan dilakukan pada ribuan titik. Pengerjaan proyek itu pun kemudian dilakukan sepanjang 24 jam nonstop setiap hari untuk mengurangi kekhawatiran molornya waktu pengerjaan dari jadwal yang ditentukan. (BEN)
Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai menelan dana Rp 2,8 triliun. Terminal internasional baru dibangun seluas 130.000 meter persegi. Terminal internasional sebelumnya seluas 65.800 meter persegi akan digunakan sebagai terminal domestik. Sementara terminal domestik seluas 13.000 meter persegi menjadi apron bandara.
”Dengan demikian, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung 18 juta penumpang setelah proyek perluasan ini rampung. Tahun 2025, bandara ini diharapkan mampu menampung 25 juta penumpang,” kata Tommy. Saat ini Ngurah Rai melayani sekitar 13 juta penumpang per tahun dari kapasitasnya untuk 11 juta penumpang.
General Manajer Bandara Internasional Ngurah Rai Purwanto mengakui, musim hujan kali ini memengaruhi proses pengelasan di Ngurah Rai. Rangka terminal internasional yang baru mayoritas menggunakan bahan metal. Ia menyebutkan, pengelasan dilakukan pada ribuan titik. Pengerjaan proyek itu pun kemudian dilakukan sepanjang 24 jam nonstop setiap hari untuk mengurangi kekhawatiran molornya waktu pengerjaan dari jadwal yang ditentukan. (BEN)