Maskapai Tanah Air berlomba mengembangkan pasar penerbangan domestik dengan membeli pesawat propeller berkapasitas di bawah 100 tempat duduk selain membeli pesawat berbadan besar dalam ajang Singapore Airshow. Tercatat sedikitnya ada tiga maskapai Tanah Air yang beli dan pesan pesawat jenis kecil ini dalam ajang Singapore Airshow. Ketiganya yakni Lion Air, Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.
Setelah Lion Air dan Garuda Indonesia beli pesawat kecil jenis propeller, maskapai Merpati Nusantara Airlines juga turut memesan pesawat ARJ dari China sebanyak 40 unit melalui Singapore Airshow. "Merpati pesan 40 unit pesawat ARJ asal China, mereka bekerjasama dengan PT DI untuk pemesanan ini," kata Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S. Gumay disela-sela penandatangan kontrak pembelian 27 pesawat ATR oleh Lion Air di Singapore Airshow, akhir pekan.
Herry menambahkan Merpati bersama-sama dengan PT DI baru melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan pihak ARJ yang disaksikan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Menurut Herry, maskapai asal tanah air paling agresif memanfaatkan ajang pameran kedirgantaraan di Singapore Airshow tahun ini. Sejumlah maskapai melakukan kontrak pembelian pesawat berbadan besar maupun kecil jenis propeller. Herry menambahkan maskapai tanah air berbondong-bondong membelipesawat propeller ini untuk menjawab tingginya permintaan yang disebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi. "Pertumbuhan industri penerbangan itu dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga diperkirakan industri berkembang 15%-20%," tuturnya.
Untuk mengantisipasi tingginya pertumbuhan jumlah pesawat, Herry mengatakan pemerintah akan mengejar pembangunan bandara-bandara di Tanah Air. "Kita kan sudah ada MP3EI. Nah, dengan ini, kita bisa percepat pembangunan bandara untuk menjawab tingginya pertumbuhan pesawat," tuturnya.
Lion Air membeli 27 pesawat ATR 72-600s dari pabrikan ATR asal Prancis senilai US$610 juta, setelah sebelumnya sudah memborong 33 ATR, sehingga genap menjadi 60 unit hingga akhir 2014. Pesawat ATR ini akan melayani penerbangan Wings Air, anak usahanya, untuk rute pendek dibawah 1 jam masa tempuh. Pesawat ini akan dijadikan fedeer (penghubung) penerbangan Lion Air. "Pesawat ATR ini akan digunakan Wings Air sebagai feeder pesawat Lion Air jenis boeing 737-900 ER yang akan dioperasikan dari hub di Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Medan, Batam, Makassar, Ambon, dan Manado," tutur Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana.
Menurut Rusdi, pasar penerbangan domestik masih butuh banyak pesawat, setidaknya hingga 1.000 unit mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan, sedangkan dari sisi jumlah pesawat masih kalah dengan India, China, bahkan Singapura. "Kami tidak perlu takut berkompetisi dengan maskapai lain, apalagi Garuda. Kami niatnya berasama-sama membangun negara, ekonomi, politik bagus. Sama seperti media, semakin bagus ekonomi, banyak yang beli. Penduduk Indonesia banyak. Kita masih lebih sedikit jumlah pesawat ketimbang Singapura, sehingga peluang bertumbuhnya tinggi," tuturnya.
www.bisnis.com